Dampak Pornografi Bagi Perkembangan Anak

Oleh: Herlita Jayadianti

“Ma…, adik semalem nonton TV ada perempuan sama laki-laki ciuman, brarti adik juga boleh dong ma, ciuman sama temen adik yang perempuan…, kata TV-nya itu tandanya sayang…loh Ma”

Yah, kok tante itu pake rok pendek banget, biar gak panas ya? Adik mau donk yah dibelikan rok yang pendek kayak tante itu…, cantik ya yah..”Pokoknya besok beliin ya…

Prihatin, itu satu kata yang tepat untuk menggambarkan perasaan saya ketika secara tidak sengaja mendengar celoteh anak-anak balita disalah satu tempat bermain anak di Jogjakarta. Baru dua anak loh yang saya dengar, bagaimana dengan jutaan anak yang lain ? bagaimana juga jika mereka terlahir dan berada ditengah keluarga yang belum siap memberikan jawaban yang tepat untuk memenuhi rasa ingin tahu mereka ? duh, dimana perlindungan buat mahkluk2 mungil nan polos ini, mahkluk tanpa dosa yang belum matang secara fisik, mental, maupun sosial, selain juga masih sangat rentan, tergantung dan dalam masa perkembangan.

Belum hilang rasa prihatin saya, keesokan harinya datang seorang Ibu dengan wajah yang bingung lalu mengalirlah unek-unek yang selama beberapa hari ini dipendam sendiri…

” Mbak anak saya tuh kemaren kedapetan nonton film porno, saya sendiri yang lihat mbak, wah sedih, marah, bingung, semua campur mbak, abis baru TK besar, usianya aja belum 7 tahun..,katanya diajak omnya yang juga masih SD, yang buat saya mau pingsan ternyata tidak hanya sampai situ mbak, anak saya dengan polosnya bilang pernah ”dipegang-pegang”sama om-nya ketika habis nonton.” lalu Ibu itupun tidak bisa lagi berkata-kata dan menangis.

Ternyata pornografi apapun bentuknya mau lewat media yang masih sangat tradisional sampai tercanggih sekalipun, langsung dilihat ataupun lewat media, tetap satu hasilnya ” merusak moral anak bangsa”

Apa saja sih dampak negatif dari tayangan pornografi bagi perkembangan anak usia dini?

1.  Pelecehan seksual
Setelah melihat tayangan pornografi, biasanya orang yang bersangkutan lalu mencari cara untuk melampiaskan dorongan seksnya. Nah anak usia dini adalah individu yang sangat rentan terhadap pelecehan seksual, apalagi di Indonesia sendiri pendidikan seks untuk anak bagi sebagian besar orangtua masih tabu dan belum waktunya diberikan. Hasilnya anak sering menjadi korban pelampiasan seks oleh orang disekitarnya terutama yang dekat dengan anak, seperti kasus diatas ternyata pelecehan dilakukan sendiri oleh om korban. Selain karena mudah dimanfaatkan, anak juga tidak tahu bahwa organ vital seharusnya tidak boleh ditunjukkan pada orang lain.

2. Penyimpangan seksual
Anak balita atau anak usia dini yang belum waktunya sudah melihat adegan atau tayangan hubungan intim suami istri atau tayangan –tanyangan porno lainnya, dan tidak ketahuan orangtua sehingga tidak langsung diberi pemahaman (dengan bahasa yang mudah dipahami anak tentu saja) ketika dewasa kelak bisa mengalami penyimpangan seksual, karena yang ada dalam benak anak adegan itu jorok, sakit,  seram dll…

3.  Sulit konsentrasi
Bagaimana bisa konsentrasi kalau yang ada dalam pikiran anak adalah pikiran-pikiran kotor. Belum lagi kalau anak belum paham sehingga yang ada dalam otak anak adalah berbagai pertanyaan seputar adegan atau tayangan porno yang baru dia lihat. Ingat loh ini konteksnya anak usia dini. Mana ada sih anak balita yang paham dengan adegan porno?  Yang bahaya lagi, kalau sudah tertanam dalam otak maka untuk menghapus akan sangat sulit. Kenapa ? karena seks merupakan kebutuhan dasar manusia. Anak yang sudah menemukan kenikmatan seks sebelum waktunya dan tertanam secara mendalam dalam pikirannya akan sulit untuk dihilangkan. Kasihan kan padahal masa depannya masih panjang, masih banyak dibutuhkan konsentrasi2 dalam hidupnya….

4. Tidak percaya diri
Anak bisa saja jadi tidak percaya diri, kenapa? Karena frame yang dia lihat dari maraknya tayangan TV atau bahkan lingkungan disekitarnya, ” kalau mau cantik dan punya banyak teman ya harus berpakaian terbuka ”, ” kalau berpakaian tertutup kuper gak gaul, ndeso ”. Besok-besok anak akan muncul PD-nya ketika berpakaian minim dan terbuka.

5. Menarik Diri
Anak yang mengalami pelecehan seksual atau kekerasan seksual biasanya cenderung menarik diri, tertutup dan minder. Apalagi kalau orangtua tidak segera mencari bantuan psikolog dan cenderung menyalahkan anak, memarahi atau menggunakan kekerasan. Dimasa depan bisa saja kemudian anak akan sangat membenci orang dengan jenis kelamin tertentu karena mengingatkan pada kejadian seram masa kecilnya.

6. Meniru
Ingat loh anak usia dini adalah peniru ulung, apa yang dia lihat dan apa yang dia dengar dari orang dewasa dan lingkungannya akan ditiru. Anak kan belum tahu mana yang benar atau mana yang salah, mana yang boleh dan mana yang tidak boleh, yang mereka tahu orang dewasa adalah model atau sumber yang paling baik untuk ditiru. Bisa dibayangkan kan kalau isi tayangan TV, adegan porno diinternet, HP, kelakuan orang-orang ditempat umum yang tidak bermoral ditiru mentah-mentah oleh anak ? wah saya saja tidak berani membayangkan….

Makanya segera sahkan dong RUU anti pornografinya…, sebelum semakin banyak anak usia dini yang teracuni dan rusak masa depannya…

Lithajayadianty

NGo-Early Childhood

   
 

Sumber :

warnaislam.com

Dari tulisan asli:

http://warnaislam.com/umum/renungan/2008/10/21/4996/Dampak_pornografi_bagi_perkembangan_Anak.htm

59 tanggapan untuk “Dampak Pornografi Bagi Perkembangan Anak

  1. Sebuah keprihatinan yang sangat dalam atas maraknya pornografi di sekeliling kita, kita harus sangat berhati-hati dengan buah hati kita akan semoga Allah melindungi generasi kita dari perbuatan mungkar

  2. “Tutup mata anak kita istriku”
    Lalu istriku pun menutupinya
    Dan anakku bertanya
    “Ada apa ayah, kok sepanjang hari mataku harus ditutup”
    Aku terkaget dengan pertanyaan itu. Berarti tontonan porno itu sepanjang hari adanya.

  3. Hallo pak, sudah lama yach saya tidak berkunjung kesini…Sekarang blognya bapakethufail ini makin semarak dan tulisannya makin asyik, artikel2nya semakin buat penasaran untuk dibaca …Makin keren … Sukses terus deh 🙂 🙂 🙂

    Hem memang keadaan yang memprihatinkan untuk perkembangan anak-anak kita pada masa sekarang yach Pak….

    Sekedar berbagi cerita pak, saya sengaja menerapkan kalau anak-anak saya tidak tertalu lama menonton TV setiap harinya. Yang paling besar (9th) untungnya hanya suka menonton TV hanya pas acara petualangan Si Bolang dan Laptop si Unyil ketika pulang sekolah (si adik juga ikutan nonton sekali-kali kalau tidak bobok siang).

    Selebihnya waktu anak saya adalah diisi dgn beberapa aktivitas lainnya : seperti sekolah TPA, kursus inggris, les berenang, bahkan saya sudah mulai mengajarkan si sulung untuk mulai mengetik sendiri hasil karangan ceritanya maupun puisi-puisinya di laptop, hehehe….(jadi waktu kosong untuk nonton TV udah kurang banget).

    Sedangkan sebagai sarana pendukung lainya agar tetap tidak membosankan anak-anak, selebihnya saya lebih banyak mengoleksi CD dan VCD dan buku-buku tentang Musik, VCD Balap Motor dan Mobil (sesuai hobbi papanya), berbagai macam Ensiklopedi, Flora & Fauna, Astronomi, dll agar anak-anak tidak tertarik untuk menghabiskan waktunya utk nonton TV apalagi nonton siaran yang “menyeramkan” yang bukan konsumsi mereka.

    Dan kebetulan pula si kecil kedua (2 thn) juga sudah mulai suka membuka-buka buku (belum bisa baca hehehe), meskipun masih sebatas buku-buku anak2 yang banyak gambar.

    Jadi menurut saya sebaiknya anak-anak tidak menghabiskan waktunya hanya untuk nonton TV, alihkan ke aktivitas lain yang jauh bermanfa’at untuk masa depan mereka kelak.
    Semoga anak-anak kita kelak bisa jadi generasi yang cemerlang ya pak. AMIEN 🙂 🙂 🙂

    Ok, demikian sedikit sharing pengalaman saya. Bagaimana kabar anak-anaknya pak ?.

    Best Regard,
    bintang
    http://elindasari.wordpress.com

  4. saya sepakat bahwa media mempunyai dampak yang sangat besar. bisa sangat bagus bisa juga sangat jahat. tetapi untuk masalah pornografi yang di RUU kan? entahlah, saya lebih sepakat media yang di kontrol. bukan tentang berpakaian yang tiap daerah memiliki pandangan norma dan kepantasan yang berbeda.

  5. ternyata keputusan saya untuk tak memiliki televisi adalah keputusan yang benar…
    tapi entah sampai kapan keputusan ini bisa bertahan…

  6. pornografis. bikin miris. sebuah kenyataan yang ironis. antara meninginkan kebaikan dengan sikap skeptis. akhirnya sering terjadi kejadian tragis. akibat mereka terhipnotis. tayangan atau dagelan pengumbar syahwat semburan sang iblis.
    ya Tuhan, plis. lindungi kami dan keluarga kami agar selamat dari iman dan kamuliaan yang terkikis. sampai saya bikin artikel dengan ide populis. sekedar belajar nulis. walau minim dengan analisis. tapi ya terlanjur dipablis. jadi tolong kunjungin ya pak dan kasih komen dong, plis…

    this “IS”: the american crisis, untuk indonesia menangis

  7. Inilah betapa pentingnya kita untuk memberikan pendidikan sex sejak dini. Gagasan ini malah jadi prioritas utama beberapa lembaga penyiaran seperti TV mencantumkan display kecil di pojok kiri dengan inisial BO artinya tontonan yang disajikan harus dengan bimbingan ortu. Hanya saja tak semua saluran TV mengindahkan ini, masih ada tontonan yang bukan untuk anak2 di sajikan bahkan di tonton anak2, belum lagi waktu yang tesedia bagi ortu untuk membimbing anak itu tidak 24 jam.
    Ini adalah persoalan bersama Pak. sedapat mungkin kita perlu memang extra perhatian dalam memberikan tontonan yang berkualitas.
    Tontonan yang bagaimana? Discovery Chanel misalnya, Animal Planet, National Geography….usahakan ibunya juga baiknya tidak adicted SINETRON. Bisa Gawat. (karena nggak semua sinetron mendidik). Salam thanks sudah mampir pak…

  8. Ma,”adik nonton Film the Backyandigans aja ya kalo sore”

    Ati2 lho pak anak ama tante kena pasal RUU itu,
    halah…. kok jadi nyalahin anak ama tante sih. Mestinya si Parno yang harus di kupas tuntas oleh pihak berwenang.

    salam Pak.

  9. kemarin ada blogger yg sekaligus pemilik warnet cerita ttg anak laki2 usia 12 thn yg selalu mbuka situs porno, setelah diingatkan berkali2 nggak muncul lagi tuh anak, ntah takut ato pinah lain warnet

  10. Ass, saya sangat sedih baca artikel postingan bapak. ini mengingatkan saya kembali kalau saya memiliki seorang gadis mungil dirumah yg harus benar2 saya perhatikan perkembangannya. Mohon Ijinkan saya untuk melink dan menngcopy postingan bapak ini, sapa tau berguna juga untuk orang tua lainnya. Terima Kasih

  11. Salam kenal juga Pak. Kok cuma numpang lewat Pak, mampir dan berleha2 juga boleh kok Pak 😀

    Oia artikel ini bikin bergidik waktu bacanya Pak. Duh bakal semakin protek aja ni ntar saya ma anak, mdh2an aja keluarga kita selalu dilindungi oleh-NYA ya Pak.

  12. Makasih pencerahannya pak!…
    *Tapi kok banyak yang protes soal UU Pornografi ya??? padahal menurut saya nggak cuma pornografi dan pornoaksi yang seharusnya dilarang… juga pornowicara atau omong jorok..

  13. para pengelola media mestinya memiliki wisdom dan kearifan, pak. jam2 tayang yang memungkinkan anak2 masih bisa menyaksikan acara TV, mestinya jangan sampai kecolongan menayangkan acar2 berbau mesum. info yang menarik nih, pak.

  14. betul pak…ini sebuah keprihatinan kita bersama…
    Anak anak sampai punya cara untuk ke warnet ..untuk mengakses hal hal yang tidak seharusnya..kata mereka..”nek..3000 rupiah…durung seruuu…”.saya sedang kelililng kampung kampung,penyuluhan bahaya TV,internet ,dll…kepada ibu ibu dan bapak bapak agar waspada…Saya minta kadang kadang ibu dan bapaknya juga lihat lihat di warnet,persewaan VCD,,biar paham..dan waspada

  15. semua juga mesti di imbangi dengan pengetahuan yang cukup, jangan sampe salah memberikan pengetahuan tentang sex secara setengah – setengah yang membuat mereka jadi malah bingung dan penasaran …

    salam kenal

  16. Hhmmm, saya setuju sekali dengan mbak Elindasari. Sejauh mungkin mereka dijauhkan dari TV dan dialihkan perhatiannya dengan kegiatan lain. Tetapi diberi kesempatan untuk menonton TV tapi untuk acara anak anak dengan supervisi ortu dan diberi jatah waktu, jangan sampai sehari penuh. Trus komputer juga mesti ditaruh ditempat yang umum seperti ruang tamu atau ruang keluarga, sehingga ortu bisa memantau apa yang mereka lakukan di komputer. Karena kita tidak bisa menjauhkan anak kita dari perkembangan ilmu pengetahuan dan technologi. thanks

  17. perlu pen9awasan& bimbin9an ju9a dr para oran9tua dlm hal tonton menoNton tipi..
    klu dirumah seeh len=bih te9as,ponakan2 dibatasi ju9a nontonnya,untun9na lan99anan salah satu tipi kabel jd mreka nonton&hanya nonton acara khusus anak2,kartun misalnya dan pilem2 anak2 lainnya..

  18. Pornografi, pornoaksi,smua bikin para ortu, para guru-guru trutama guru BP bingung….dan pussing…

    Bingung ya…perkembangan dunia informasi slain membawa perubahan yang lbih positif juga membawa ke arah yang lebih negatif….

  19. Mungkin sebaiknya saat nonton TV anak-anak harus didampingi, alhamdulillah aku nggak suka sinetron atau semacamnya, lebih suka nonton kartun atau anime.., alhamdulillah juga belum pernah lihat film seperti itu…

  20. tanggung jawab yg besar yah? karena tak hanya di rumah, tapi juga di sekolah, di tempat bermain, apalagi oleh teman2 mereka sendiri…
    sependapat dgn acara tv kita itu bukan untuk anak2, bahkan jika acara tersebut berisi pemain anak2. isinya itu loh… mending modal dikit langganan tv kabel
    hemmm … jd mikir … nah loh 😀

  21. hmmm….ada tips lain ga gmn caranya supaya sang anak bisa kita awasi terus, secara sekarang teknologi dh maju, g mungkin kan kita larang dy internetan, punya hp dll 😀

  22. seandainya ada palu jarak jauh, pingin rasanya nuthuk palu di DPR tentang RUU Pornografi, tinggal nuthuk saja kok repot, ndang disetujoni, kasihan anak-anak kita dan terutama diri kita ini, diri bangsa ini …

  23. semua kembali ke pelaku, khususnya yang ada di bagian penyiaran & acara. Mau dibuat 1000 Undang2, ora wurung digoleki celah2e…
    Jadi…
    Menurut saya, RUU bukan solusi kecuali cuman bikin padu.
    Jalankan aja KUHP…
    Yang ribut2 juga belon tentu tau pasal2 KUHP. Di sana lengkape pol…

  24. Sudah disahkan.. Kemaren. 2 fraksi w.o.
    Soal kuhp, haha..itu kan core-nya dari penjajah, mana peduli mereka dgn masa depan ‘anak2 inlander’..

  25. Artikel yang sangat menarik.
    saya mengajak anda semua untuk berpikir positif….(Husnuzon)
    Kunjungi http://www.hibahbca.co.cc
    baca dan analisa dengan seksama, jangan ambil keputusan sebelum memahaminya dengan baik, dan jangan memberikan komentar sebelum Anda benar benar paham. Semoga program ini dapat dijadikan salah satu alternatif membangun kekuatan ekonomi umat.
    Think Positive !!!!

  26. hmmm… orang tua harus pro aktif… komunikasi dengan anak tuh… ortu jgn terlalu sibuk juga… njuk, dorong anaknya utk aktif kegiatan di skul (ex=osis dll)… kayany bisa sdikit mengurangi kmungkinanya tuh… biasanya kan pornografi berawal dari kurangnya perhatian dan banyaknya waktu luang…

  27. boycott tv, blok situs porno (yg mendekati jg harus), ajarin anak agama yg bener, kasih hukuman kalo ngeyel… hukum para aktor,bos,produsen,distributor,kontributor pornografi&pornoaksi…

    kalo pornografi itu masalah privasi & gak harus ada undang2, kenapa juga harus ada undang2 narkotika, lalu-lintas, minuman keras, judi,dll toh itu semua jg urusan privasi, yg rugi si pelaku sendiri ya kaan???
    tapi jangan dangkal bung, dari urusan privasi bisa jadi bencana publik!! sekali lagi mikir dong wahai anda2 yg menolak aturan2, toh aturan dibuat utk kebaikan kita jg apalagi aturan dari Allah SWT….

  28. pornografi sangat gampang tersebar melalui media televisi dan gadget, maka kita harus mengontrol ketat terhadap televisi dan gadget yang dipegang anak-anak. alhamdulillah anak-anak saya alihkan supaya bermain di luar, tv kebetulan rusak dan tidak beli lagi, sekarang anak-anak lebih sering main aktif dengan media – media mainan edukasi yang saya sediakan, bagi yang penasaran silahkan lihat disini

  29. Kita sebagai warga negara yg baik harus bekerjasama dlm membasmi pornografi. Karna dapat mencuci otak para orang” yg melihatnya. Dan berdampak buruk bagi kehidupan nya bahkan akan berdampak pada warga sekitar nya

Tinggalkan Balasan ke kishandono Batalkan balasan